Virus korona baru (COVID-19) menjadi kejutan di tahun 2020 dan telah mengubah cara pikir organisasi tentang cara kita bekerja. Dengan penyebaran virus korona ke semakin banyak kota, bisnis global beradaptasi guna bekerja dari rumah dan mengelola tim yang bekerja di berbagai lokasi.
Meskipun telah menyebabkan ketidaknyamanan, selalu ada peluang di balik setiap penghadang. WeWork Labs, sebuah komunitas global perusahaan rintisan, berada pada posisi yang unik di garis depan inovasi ( English ). Berikut beberapa perusahaan rintisan hebat di jaringan Labs kami yang menggagas ide untuk membantu mengatasi COVID-19 dan memudahkan hidup banyak orang di seluruh dunia yang saat ini bekerja dari rumah.
Perlengkapan uji diagnostik
Perusahaan teknologi medis yang berbasis di Singapura yang juga anggota WeWork City House, Mirxes, akan bertanggung jawab dalam produksi massal perlengkapan uji diagnostik yang dikembangkan secara lokal untuk virus korona baru, karena Singapura bersiap-siap untuk memenuhi tingginya permintaan lokal dan internasional akan uji SARS-CoV-2 yang cepat dan akurat.
Alat kolaborasi yang mengedepankan privasi
Anggota City House Singapura, Beowulf, memiliki jaringan cloud terdesentralisasi bernama Quickcom yang memungkinkan konsumen dan rekan tim saling menelepon secara langsung dengan memindai kode QR menggunakan kamera bawaan ponsel mereka. Kode QR tersebut dapat menggantikan nomor ponsel untuk kontrol privasi sepenuhnya. Dengan semakin banyak tim yang mulai bekerja dari jarak jauh ( English ), alat ini memungkinkan mereka dapat langsung bergabung dalam rapat grup.
Masker udara
Permintaan akan masker bedah dan N95 telah melonjak. Beberapa negara bahkan telah mencekal ekspor masker untuk menjaga pasokan lokal. Salah satu anggota WeWork Labs di Portland, Oregon, Ao Air, merancang ulang masker udara saat meluncurkan konsep Atmos yang memperoleh pujian kritis pada CES tahun ini, sebuah konferensi tahunan yang memamerkan banyak teknologi konsumen baru.
Ao Air mengklaim bahwa Atmos hadir dengan perlindungan yang 50 kali lebih baik daripada masker saringan udara terkemuka di pasar. Tidak heran sudah ada daftar tunggu yang panjang untuk produk tersebut—ditambah lagi dengan estetika desain ala penjelajahan luar angkasa yang cocok untuk peragaan busana ( English ) dan acara Burning Man.
Tidak Ditemukan Bidang.Game pembelajaran
Dengan penutupan sekolah di seluruh dunia, anak-anak dilarang keluar rumah selama krisis kesehatan ini. Apa ada cara lain melengkapi pendidikan mereka selain dengan game pembelajaran matematika?
Anggota City House Singapura, Dragon Whiz, menciptakan sebuah game matematika yang menyenangkan bagi seluruh keluarga (untuk usia 6 tahun ke atas). Terbang bersama Drake si Naga Merah dan teman-temannya, dan hilangkan ketakutan terhadap matematika. Jawab pertanyaan dengan mengambil telur yang tepat menggunakan naga. Game ini memiliki tiga tingkatan yang berisi soal-soal penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian sederhana. Game ini tersedia untuk diunduh di Apple App Store dan Google Play Store.
Papan kolaborasi interaktif
Salah satu anggota WeWork Labs di Seattle, Vibe, menciptakan sebuah papan tulis interaktif real-time yang berfungsi lancar dengan alat kolaborasi seperti Zoom dan Slack ( English ). Sempurna untuk ruang rapat yang memenuhi kebutuhan tim di berbagai lokasi, antarmukanya yang ramah pengguna akan menaikkan tingkat kolaborasi dan produktivitas dalam rapat. Cari tahu perbandingannya dengan smartboard di sini.
Kertas berkelanjutan
Yang terakhir, selain masker dan pembersih tangan, produk lain dengan banyak permintaan secara global adalah tisu toilet. Dari Hong Kong hingga Singapura hingga Melbourne, banyak orang berbondong-bondong ke pasar swalayan untuk menimbun persediaan.
Salah satu anggota WeWork Labs di Seattle, Cloud Paper, memproduksi tisu toilet tiga lapis ultra lembut yang terbuat dari bambu. Bambu adalah salah satu tumbuhan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, yang bisa tumbuh hingga sekitar satu meter per hari dan juga menyerap sejumlah besar karbon selama pertumbuhannya. Bambu dapat dipanen untuk dijadikan kertas hanya dalam waktu tiga tahun, dibandingkan dengan sebagian besar pohon yang membutuhkan lebih dari 50 tahun, sehingga bambu menjadi alternatif yang sangat berkelanjutan bagi kertas berbahan dasar pohon.
Adrian Tan adalah kepala WeWork Labs, Pasifik, yang berbasis di Singapura, yang membantu perusahaan rintisan agar berkembang di Asia Tenggara, Korea Selatan, dan Australia.